Tari kreasi baru merupakan jenis tarian yang
memiliki kebebasan dalam penciptaannya. Dalam penciptaan tersebut para
koreografer tari mengacu pada tari tradisi di daerah setempatnya, bahkan ada
juga para koreografer tari yang mengambil inspirasinya dari daerah-daerah lain
dan mencampurkan gerak tari yang lepas dari ikatan-ikatan tradisi yang biasa
disebut dengan gerakan modern.
Tari kreasi baru yang mendapat tempat dalam dunia
tari gaya surakarta. Selain tari yang bertaraf kraton (hofdans), yang termasuk
seni tari bermutu tinggi, di daerah Jawa Tengah terdapat pula bermacam-macam
tari daerah setempat.
Contoh Tari Kreasi Baru
1. Tari Nguri
Tari ini pada mulanya diilhami oleh suasana
kehidupan seputar istana sumbawa, ketika raja ditimpa duka beruntun, maka
beberapa wanita datang menghadap dengan tujuan menghibur, melahirkan ucapan
yang lemah lembut (menyentuh), istilah daerahnya disebut “Kuri”, sembari
mempersembahkan sesuatu yang mengurangi kedukaan sang raja. pada dewasa ini
Tari Nguri telah dihayati masyarakat pendukungnya. Sesuai tuntutan perkembangan
zaman maka tari ini semakin membuka jendela wawasannya, sebagian tari penyambutan
dalam menerima kunjungan kerja tamu terpandang dari pusat. Nampak jelas dalam
gerak tari ini tercermin gerak tanak, renat, linting, sere, basalunte, dan
lain-lain yang merupakan Tari Sumbawa.
2. Tari Kuntulan (Pemalang)
Tarian Kuntulan mulai dikenal masyarakat Pemalang
pada sekitar awal abad 20 yaitu pada saat di tanah air banyak muncul
pergerakkan kebangsaan. Tokoh-tokoh masyarakat Pemalang pada saat itu tak mau
ketinggalan ikut dalam kancah perjuangan nasional, yaitu dengan dibentuknya perkumpulan
bela diri, khusunya pencak silat. Kegiatan bela diri tersebut ketika saat itu
selalu diiringi dengan rebana dan pukulan bedug serta dikumandangkan pula
doa-doa salawat nabi sehingga terkesan sebagai kegiatan kesenian bertajuk
keagamaan. Sebagai hiburan, biasanya dipentaskan pada acara hajatan, upacara
hari besar nasional, dan lain-lain. Gerakannya seperti gerakan-gerakan dalam
ilmu pencak silat. Perpaduan jurus-jurus bela diri yang tampak sangat artistik.
3. Tari Merak (Jawa Barat)
Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi
baru yang mengekspresikan kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan
geraknya diambil dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman
Sunda Raden Tjetje Somantri. Merak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus
dan dikepalanya memiliki seperti mahkota. Kehidupan merak yang selalu
mengembangkan bulu ekornya agar menarik burung merak wanita menginspirasikan R.
Tjetje Somantri untuk membuat tari Merak ini. Dalam pertunjukannya, ciri bahwa
itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai penarinya memiliki motif seperti
bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak;
hijau biru dan/atau hitam. Ditambah lagi sepasang sayapnya yang melukiskan
sayap atau ekor merak yang sedang dikembangkan. Gambaran merak akan jelas
dengan memakai mahkota yang dipasang di kepala setiap penarinya. Tarian ini
biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang
masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya. Iringan lagu
gendingnya yaitu lagu Macan Ucul. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang
waditra bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar
kencang, itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan.
Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri,
mungkin tari Merak ini merupakan tari yang terkenal di Indonesia dan luar
negeri. Tidak heran kalau seniman Bali juga, diantaranya mahasiswa Denpasar
menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan tari
Merak.
4. Tari Rara Ngigel
Tari Rara Ngigel adalah sebuah tari yang
dikoreografikan oleh Ida Wibowo, putri guru tari terkenal Bagong Kussudiarjo.
Tarian ini menceritakan tumbuhnya seorang gadis yang beranjak dewasa. Tari Rara
Ngigel biasanya ditarikan oleh wanita, tetapi kadang ditarikan berpasangan
dengan pria. Gerak tari yang lembut diinspirasi dari gerak-gerak tari gaya
Yogyakarta, sedangkan gerak-gerak yang tegas dan patah-patah diinspirasi dari
gerak jawa barat an. Sedangkan untuk pakaian merupakan percampuran dari budaya
jawa dan cina, terlihat dari tusuk konde yang dipake di kepala.
5. Tari Kupu – Kupu
Tari kupu-kupu atau tari kupu-kupu tarum adalah
salah satu dari sekian banyak tarian yang berasal dari Bali. Keberadaan Bali
dalam sisi seni budaya, keindahan alam dan religiusitasnya telah diakui dan
dikenali oleh masyarakat Internasional. Maka tak heran jika banyak budayawan
dan seniman Bali yang terkenal dalam pentas dunia seni internasional. Tarian
kupu-kupu adalah jenis tarian grup putri yang dimainkan oleh lima orang
perempuan atau lebih. Tarian ini menggambarkan kupu-kupu berwarna biru tua atau
tarum yang sedang terbang dan hinggap dari satu bunga ke bunga lainnya. Secara
filosofis, tarian kupu-kupu adalah penggambaran keindahan, kedamaian dan
eksotoknya pulau Bali. Gerakan yang gemulai dengan komposisi gerak yang dinamis
dan menawan, menjadikan tarian kupu- sedikit berbeda dengan nuansa yang
diciptakan oleh tarian Bali pada umumnya sehingga lebih terkesan nuansa damai
saat menontonya. Serta perpaduan warna kostum antara kain berwarna gelap dan
terang seperti biru, kuning emas, dan hijau tua serta mahkota yang berkilauan
dengan pernak-pernik keemasan, menggambarkan keindahan dalam kontrasnya
perbedaan. Seperti keindahan alam, kondisi sosial, ragam karya seni, budaya
serta keyakinan masyarakat Bali yang bersatu dalam keharmonisan gerak. Iringan
musiknya pun, meski dengan alat yang sama yakni gamelan Bali, ada harmoni nada
dengan birama yang lembut. Tidak menghentak-hentak seperti tari kecak.
No comments:
Post a Comment